Wamen KLH Dorong Kolaborasi Global: Indonesia Pimpin Konservasi Danau dan Lahan Gambut Berbasis Komunitas di UNEA-7

Nomor: SR.325/HUMAS/KLH-BPLH/12/2025

Nairobi, 9 Desember 2025 — Wakil Menteri Lingkungan Hidup/Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Diaz Hendropriyono menyerukan kolaborasi internasional untuk memperkuat konservasi danau dan lahan gambut dunia dalam pertemuan sela Sidang Tahunan Badan Lingkungan PBB (United Nations Environmental Assembly ke-7/UNEA-7) di Nairobi, Kenya.

Dalam kegiatan bertajuk “Community-Based Freshwater and Peatland Conservation for a Resilient Planet”, Wamen Diaz menekankan peran krusial ekosistem air tawar dan gambut dalam pengendalian perubahan iklim dan peningkatan ketahanan bencana, baik bagi Indonesia maupun dunia. Indonesia, sebagai pemilik lahan gambut tropis terbesar di dunia dan penyimpan cadangan air sekitar 500 kilometer kubik di 840 danau besar dan 735 danau kecil, telah menempatkan konservasi berbasis masyarakat sebagai kunci keberhasilan program lingkungan nasional.

Wamen Diaz memaparkan bahwa Indonesia telah berhasil merestorasi sekitar 4,5 juta hektare lahan gambut dan secara masif memperkuat program unggulan KLH/BPLH, yaitu Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG). Program ini menjadi upaya utama restorasi dengan pendekatan berbasis komunitas, yang terbukti meningkatkan pendapatan masyarakat desa melalui budidaya komoditas secara mandiri sekaligus sukses menekan bencana kebakaran. 

"Sepanjang program ini berjalan sejak 2017 di 323 desa, hanya 3 desa yang mengalami kebakaran lahan. Sehingga program ini berhasil menyelamatkan masyarakat dari kebakaran sekaligus meningkatkan pendapatan warga," ungkap Wamen Diaz, menyoroti keberhasilan program DMPG yang tahun ini ditargetkan meningkat menjadi 800 desa.

Di hadapan delegasi antarnegara, Wamen Diaz juga menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam pengelolaan danau berkelanjutan. Indonesia telah menerbitkan regulasi komprehensif, termasuk Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2021 tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional, yang menetapkan 15 danau prioritas nasional. Komitmen ini meluas ke tingkat global dengan inisiasi Resolusi UNEA 5/4 mengenai pengelolaan danau berkelanjutan yang diadopsi oleh UNEP pada tahun 2022. 

Saat ini, Indonesia tengah memproses pendirian Regional Centre of Excellence for Sustainable Lake Management in Asia-Pacific dan siap menjadi tuan rumah serta memfasilitasi kolaborasi regional. “Indonesia siap menjadi tuan rumah dan memfasilitasi kolaborasi ini. Kami juga mendorong pusat-pusat serupa di seluruh dunia untuk membentuk aliansi global dalam pengelolaan danau,” tegas Wamen Diaz.

Dukungan terhadap inisiatif ini datang dari Direktur Regional UNEP untuk Asia dan Pasifik, Dechen Tsering, yang mengapresiasi Indonesia sebagai pemimpin dalam pengelolaan danau dan ekosistem gambut berbasis masyarakat. Duta Besar Republik Indonesia untuk Kenya, Witjaksono Adji, turut menekankan bahwa komunitas lokal dan masyarakat adat memiliki peran vital dalam melindungi ekosistem melalui praktik keberlanjutan dan hubungan erat antara budaya dengan alam. Mengawali paparannya, Wamen Diaz juga menyampaikan rasa duka cita mendalam atas bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang merenggut lebih dari 900 jiwa, menjadikan agenda ketahanan bencana melalui konservasi lingkungan semakin mendesak.

Wamen Diaz kembali menggarisbawahi pentingnya partisipasi lokal dan solusi berbasis alam. “Memperkuat partisipasi lokal dan solusi berbasis alam adalah kunci universal untuk memulihkan ekosistem, mendukung keanekaragaman hayati, mengamankan pangan, air, dan energi, serta meningkatkan penyimpanan dan penyerapan karbon di seluruh dunia,” tegas Wamen Diaz, menyerukan aksi global yang lebih terpadu dalam menghadapi tantangan krisis iklim dan memperkuat peran KLH/BPLH di kancah internasional.

Penanggung Jawab:

Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup 

Yulia Suryanti