Palu, 18 September 2025 – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) mendorong lahirnya startup persampahan di Kota Palu dengan melibatkan generasi muda. Langkah ini menjadi bagian strategi KLH/BPLH menjadikan pengelolaan sampah sebagai peluang usaha yang berkelanjutan dan berdaya saing, sekaligus memperkuat capaian kota peraih Adipura 2024.
“Pemuda bisa membangun startup dan bisnis persampahan. Persoalannya kini tidak cukup teknis, tapi butuh inovasi kebijakan berbasis prinsip polluter pay,” kata Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional dan Diplomasi Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup KLH/BPLH Erik Teguh Primiantoro dalam rangkaian kunjungan kerja ke Sulawesi Tengah 17–18 September 2025.
Sulawesi Tengah saat ini menghasilkan timbulan sampah sekitar 1.659 ton per hari, dengan sebagian kabupaten/kota masih mengelola di bawah 5%. Kondisi ini menuntut intervensi serius agar TPA tidak lagi menjadi pusat penumpukan, melainkan hanya menampung sampah residu. KLH/BPLH menegaskan target RPJMN 2025 yaitu minimal 51,2% sampah terkelola, dan meningkat hingga seluruhnya pada 2029.
Wakil Walikota Palu, Imelda Liliana Muhidin, menyatakan kesiapannya menindaklanjuti fasilitasi KLH/BPLH. “Kami ingin anak-anak muda tidak hanya jadi penggerak, tapi juga pelaku usaha yang mengubah sampah menjadi peluang,” katanya. KLH/BPLH menilai langkah ini akan mempercepat transformasi Palu menjadi kota percontohan inovasi persampahan.
KLH/BPLH juga menekankan konsep Extended Producer Responsibility (EPR), di mana produsen wajib ikut membiayai pengelolaan sampah produk mereka. Dengan begitu, masyarakat dapat mengakses pembiayaan yang bankable untuk usaha persampahan. “Program ini akan membantu masyarakat mengajukan proposal usaha yang layak, hingga mampu mengelola pembiayaan dengan baik,” tambah Erik.
Selain rapat koordinasi, tim KLH/BPLH juga melakukan kunjungan ke Sekolah Rakyat Terintegrasi 20 Kota Palu dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Palu Selatan, untuk menunjukkan keterkaitan antara program pengelolaan sampah, gizi masyarakat, dan pemberdayaan koperasi lokal.
Dengan dukungan KLH/BPLH, Palu diarahkan menjadi pionir kota inovatif dalam pengelolaan sampah. Inisiatif ini diharapkan memperkuat budaya wirausaha pemuda sekaligus menciptakan ekosistem persampahan yang berkelanjutan, selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) dan visi Presiden dalam Asta Cita.