Nomor: SR.131/HUMAS/KLH-BPLH/5/2025
Makassar, 26 Juni 2025 — Wakil Menteri Lingkungan Hidup/Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan (KLH/BPLH), Diaz Hendropriyono, secara langsung hadir dalam peluncuran Gerakan Eco-Dhamma, sebuah program berbasis spiritualitas dan ekologi dari Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), yang bertujuan mendorong partisipasi umat Buddha dalam pelestarian lingkungan hidup. Peluncuran gerakan ini menjadi penutup rangkaian Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Permabudhi 2025, yang dihadiri oleh perwakilan dari 37 provinsi. Hadir pula Sekretaris Jenderal Permabudhi sekaligus Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya.
Wakil Menteri Diaz memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah strategis Permabudhi. Menurutnya, Eco-Dhamma merupakan gerakan yang sangat relevan dalam menghadapi krisis iklim saat ini.
“Jakarta, Semarang, dan Makassar kini panas bukan sekadar karena musim, tetapi karena bencana iklim akibat aktivitas manusia. Kita semua punya andil,” tegas Wakil Menteri Diaz dalam sambutannya.
Wakil Menteri Diaz menjelaskan bahwa berbagai aktivitas manusia—dari penggunaan listrik, konstruksi, transportasi, hingga pengelolaan sampah—berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca.
“Satu ton sampah bisa menghasilkan 1.700 kg CO₂ ekuivalen. Di Jakarta saja setiap hari ada 7.500 ton, Bandung 2.500 ton, dan Makassar 1.000 ton,” tambah Wamen Diaz.
Menanggapi program Eco-Dhamma, Wamen Diaz menyatakan komitmen KLH/BPLH untuk memberikan dukungan penuh, termasuk melalui pendampingan teknis dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas.
“Kami siap memberikan asistensi melalui Kapusdal Sulawesi dan Maluku, termasuk potensi pembentukan bank sampah dan kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) terkait,” ujar Wakil Menteri Diaz.
Ketua Umum Permabudhi, Philip K. Widjaja, menekankan bahwa Eco-Dhamma adalah bentuk harmonisasi antara ajaran Buddha dengan semangat pelestarian alam. Ia menyebut gerakan ini sebagai upaya kolektif untuk mendorong perubahan perilaku berbasis spiritualitas.
“Konsep ekologi ini kami angkat sesuai ajaran agama. Kami ingin menyelaraskan arah pembangunan, baik fisik maupun spiritual,” ungkap Philip.
Sejak berdiri pada tahun 2019, Permabudhi aktif dalam berbagai kegiatan yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kegiatannya meliputi pendirian eco-vihara (tempat ibadah ramah lingkungan), kampanye eco-enzyme untuk pengelolaan limbah organik, serta keterlibatan dalam Interfaith Rainforest Initiative untuk perlindungan hutan tropis Indonesia.
Philip juga menegaskan bahwa Permabudhi mendukung pendekatan keagamaan yang memperhatikan kelestarian lingkungan.
“Menteri Agama, Nasarudin Umar, aktif menyerukan teologi ramah lingkungan. Permabudhi sepenuhnya mendukung seruan ini,” ujar Philip.
Penanggung Jawab:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Sasmita Nugroho, S.E.
Telepon | : +62 818-0819-5929 |
Website | : kemenlh.go.id |
: humas@kemenlh.go.id | |
: kemenlh_bplh | |
Youtube | : KLH-BPLH |
TikTok | : Kemenlh_BPLH |
X | : KemenLH_BPLH |