Sleman — Dalam upaya meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), khususnya Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL), delapan staf Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dipimpin langsung Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Ponorogo, Ervinna Nurdiyanti mengikuti bimbingan teknis (bimtek) delineasi tutupan lahan. Pelatihan ini digelar oleh Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal LH) Jawa, Selasa (8/7), di kantor pusat Pusdal LH, Sleman.
Kepala Pusdal LH Jawa, Eduward Hutapea, dalam sambutannya menegaskan pentingnya pengelolaan sampah dan kualitas lingkungan sebagai mandat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008. Ia mengingatkan bahwa pengelolaan sampah tidak bisa hanya mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), melainkan harus ditangani secara mandiri di tingkat komunitas seperti RW, pasar, hingga sentra kuliner. “Sampah jangan sampai menjadi beban wilayah lain,” tegasnya.
Lebih lanjut, Eduward—yang akrab disapa Edo—menyampaikan bahwa peningkatan IKTL menjadi salah satu langkah strategis dalam memperbaiki kualitas lingkungan, khususnya dari aspek tutupan lahan. IKTL juga menjadi indikator penting dalam penghitungan IKLH yang mencakup kualitas air, udara, dan kesehatan ekosistem gambut.
Ervinna Nurdiyanti menyambut positif pelatihan ini dan mengaku mendapatkan banyak wawasan baru. “Kami dari Ponorogo belajar banyak soal tutupan lahan, karena memang banyak area kritis di sana. Ini sejalan dengan program Bupati untuk menanggulangi lahan kritis secara terencana,” ujarnya.
Ia berharap ilmu yang diperoleh dapat segera diterapkan di lapangan. “Insya Allah, hasilnya akan berdampak nyata bagi Ponorogo,” tambahnya.
Senada dengan Ervinna, Dedi Restiwan, peserta pelatihan lainnya, juga menyampaikan apresiasinya. “Sistem pendataan kami selama ini belum optimal, hanya berbasis aplikasi. Pelatihan ini membuka wawasan kami tentang GIS, yang ke depan akan mempermudah proses pemetaan lahan yang sudah direhabilitasi,” jelasnya.
Dedi menekankan pentingnya hasil delineasi dalam mendukung target Bupati terkait peningkatan IKTL. Dengan pemetaan yang lebih presisi, pihaknya dapat mengklasifikasi area berdasarkan jenis tutupan—seperti hutan, lahan terbuka, dan perairan—yang pada akhirnya mendukung pengelolaan lahan yang berkelanjutan.
Nurwidya Ambarwati, tenaga ahli GIS dari Pusdal LH Jawa yang turut mendampingi pelatihan, menyatakan kekagumannya terhadap semangat peserta. “Meski sebagian besar peserta bukan berlatar belakang GIS, mereka tetap antusias belajar dari nol. Ini patut diapresiasi,” ujarnya.
Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal menuju pengelolaan lingkungan yang lebih terukur dan partisipatif di Ponorogo. Dengan peningkatan kualitas tutupan lahan, pengurangan lahan kritis, dan penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan, harapan untuk lingkungan yang lestari makin terbuka lebar.
Penulis: Widi dan Yustinus Ade, Pusdal LH Jawa
Editor: Yulianti Fajar Wulandari