Bekasi, 30 Juni 2025 — Masa depan industri Indonesia tidak hanya tentang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang keberlanjutan. Dalam kunjungan kerjanya ke Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan apresiasi atas langkah-langkah inovatif yang telah ditempuh Jababeka dalam menciptakan kawasan industri hijau. Ia sekaligus menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, pengelola kawasan, dan dunia usaha dalam membangun ekosistem industri yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
“Kami melihat semangat dan komitmen Jababeka dalam mengelola lingkungan patut diapresiasi. Ini awal yang baik untuk menciptakan standar baru bagi kawasan industri di Indonesia yang berorientasi pada keberlanjutan,” ujar Menteri Hanif.
Sejak berdiri pada 1989, Kawasan Industri Jababeka telah berkembang menjadi salah satu pusat kegiatan industri nasional dengan luas mencapai 5.600 hektare dan lebih dari 766 tenant aktif dari berbagai sektor strategis seperti otomotif, elektronik, kimia, makanan, dan farmasi. Namun, Jababeka tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, melainkan juga tengah bertransformasi menjadi kota industri hijau yang mengutamakan kualitas hidup, lingkungan sehat, dan infrastruktur modern.
Dalam pertemuan tersebut, manajemen Jababeka memaparkan sejumlah inovasi pengelolaan lingkungan yang telah mereka terapkan. Di antaranya, penggunaan panel surya untuk mendukung kebutuhan operasional kawasan, pengelolaan sampah mandiri dengan teknologi RDF (Refuse-Derived Fuel), BSF (Black Soldier Fly), dan kompos yang mampu mengolah hingga 50 ton sampah per hari, serta daur ulang air limbah menggunakan teknologi IFAS dan mini-recycle plant. Di bidang konservasi, Jababeka juga melestarikan rusa dan tanaman langka, serta menggunakan sistem digital pemantauan kualitas udara dan air melalui sensor dan AQMS. Selain itu, kawasan ini memiliki laboratorium lingkungan bersertifikat yang aktif memantau dan menguji parameter lingkungan secara berkala.
Menteri Hanif menegaskan bahwa isu lingkungan tidak bisa diselesaikan hanya melalui pengawasan dan sanksi. Kolaborasi menjadi kunci utama dalam menciptakan perubahan. Jababeka bersama KLH/BPLH dan President University kini tengah membangun Pusat Riset Lingkungan Hidup, serta meluncurkan inisiatif Net Zero Industrial Cluster Community (NZICC), sebagai bagian dari strategi jangka panjang menuju dekarbonisasi dan pengurangan emisi industri.
“Isu lingkungan bukan hanya soal pengawasan. Ini tentang edukasi, kolaborasi, dan keberlanjutan hidup kita bersama,” tambah Menteri Hanif.
Kunjungan ke Jababeka merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh KLH/BPLH terhadap seluruh kawasan industri di Indonesia. Hasil evaluasi lapangan akan menjadi dasar dalam memperkuat kebijakan nasional, meningkatkan pendampingan teknis, dan mengembangkan instrumen pengawasan lingkungan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan industri masa kini. Dengan menjadikan Jababeka sebagai model, diharapkan kawasan industri lain turut bergerak bersama menuju masa depan industri yang bersih, cerdas, dan berkelanjutan.